Mostrando las entradas con la etiqueta Budaya. Mostrar todas las entradas
Mostrando las entradas con la etiqueta Budaya. Mostrar todas las entradas
who are lani people and understanding words

who are lani people and understanding words


JOURNAL-TAKO /  "Foreigners,  Indonesians  and  other  nations  in  the  world  need  to  learn  and  know  about  who  the  LANI  people  are?  LANI  people:  Autonomous,  independent,  independent  and  fully  sovereign  people,  Never  governed  by  foreign  nations." (11/14/2023  12.23  WIB


The  Lani  tribe  who  use  the  Lani  language  is  the  largest  tribe  in  Papua,  who  live,  inhabit  and  reside  for  centuries  in  the  West  Papua  Mountains  in  the  


western  part  of  the  Balim  Valley.  The  areas  inhabited  by  owners  and  users  of  the  Lani  language  include:  Piramit,  Makki,  Tiom,  Kelila,  Bokondini,  


Karubaga,  Mamit,  Kanggime,  Ilu,  Mulia,  Nduga,  Kuyawagi,  Sinak  and Ilaga The  word  "Lani"  has  three  meanings,  namely:


 1.  The  word  "Lani"  means  to  go.  The  word  Lani,  which  means  "to  go",  is  


used  by  the  Hubula  tribe  who  inhabit  the  Balim  Valley.  When  telling  anyone  to  leave,  it  is  usually  expressed  "lani"  which  means  go.


 2.  The  word  "Lani"  is  also  used  for  men  who  don't  have  a  wife  or  really  don't  


have  a  wife.  Usually  called  "Ap  Lani"  who  always  lives  alone,  gardens  alone,  cooks  alone  and  enjoys  herself.  "Ap  Lani"  usually  lives  with  men  in  the  same  honai.


 In  the  existence  of  this  man  "Ap  Lani"  he  lives  a  normal  life  as  usual  with  the  Lani  people.  There  are  not  many  men  of  this  model,  and  they  are  rare  but  those  people  are  called  "Ap  Lani."


 3.  The  word  "Lani"  will  have  a  clear,  deeper  and  broader  meaning,  if  added  to  the  word  "Ap"  it  will  become  Ap  Lani  which  contains  the  meaning,  namely:  "Autonomous,  independent,  independent  and  fully  sovereign  people." In  the  book:  


We  Drink  Water  From  Our  Own  Wells" (Yoman,  2010:  92)  the  author  explains  as  follows:  The  word  Ap  Lani  means:  "independent  people,  people  who  have


broad  autonomy,  independent  people,  who  are  not  regulated  by  anyone. They  are  people  who  always  live  in  high  awareness  that  they  have  life,  


they  have  language,  they  have  history,  they  have  land,  they  have  mountains,  they  have  forests,  they  have  rivers,  they  have  clear  villages,  


they  have  lineages.  what  is  clear,  they  have  clear  beliefs,  they  have  the  ability  to  organize  and  take  care  of  anything,  they  never  move  from  place  to  place,  they  live  in  an  orderly  and  orderly  manner,  they  have  everything."


From  this  explanation  of  the  meaning  of  the  word  "Lani"  it  becomes  clear  that  who  the  Lani  people  really  are  is  part  of  the  people  and  nation  of  


West  Papua,  a  Melanesian  nation.  Based  on  the  socialist  ideology  of  the  West  Papuan  people  from  the  Lani  tribe,  I  am  a  person  who  has  been  very  disturbed  all  this  time.


 SIAPAKAH ORANG LANI DAN PENGERTIAN KATA "LANI"

SIAPAKAH ORANG LANI DAN PENGERTIAN KATA "LANI"

JOURNAL-TAKO / "Orang-orang asing, Indonesia dan bangsa-bangsa lain di dunia perlu pelajari dan tahu tentang siapa orang LANI? Orang LANI: Orang-orang Otonom, mandiri, independen dan berdaulat penuh, Tidak pernah diatur oleh bangsa asing."(14/11/2023 12.23 Wib

Suku Lani yang menggunakan bahasa Lani adalah suku terbesar di Papua, yang hidup, tinggal / mendiami dan bermukim berabad-abad di Pegunungan West Papua di bagian Barat dari Lembah Balim. Wilayah yang didiami pemilik dan pengguna bahasa Lani meliputi: Piramit, Makki, Tiom, Kelila, Bokondini, Karubaga, Mamit, Kanggime, Ilu, Mulia, Nduga, Kuyawagi, Sinak dan Ilaga.

Kata "Lani" ada tiga pengertian, yaitu:

1. Kata "Lani"  artinya pergi. Kata Lani yang artinya "pergi" ini digunakan oleh suku Hubula yang mendiami Lembah Balim. Pada saat menyuruh siapa saja untuk pergi biasanya diungkapkan "lani" artinya pergi.

2. Kata "Lani" juga disebutkan bagi laki-laki yang belum punya istri atau memang benar-benar tidak punya istri. Biasanya dipanggil "Ap Lani" yang selalu hidup menyendiri, berkebun sendiri, masak sendiri dan menikmati sendiri. "Ap Lani" ini biasa hidup bersama dengan laki-laki dalam honai yang sama.

Dalam keberadaan laki-laki "Ap Lani" ini dia hidup normal seperti biasa dengan orang-orang Lani. Laki-laki model ini tidak banyak, dan jarang ada tapi orang-orang itu dipanggil "Ap Lani."

3. Kata “Lani” akan memiliki arti yang jelas, lebih dalam dan luas, jika ditambah dengan kata "Ap" berarti menjadi Ap Lani yang mengandung makna, yaitu: "Orang-orang Otonom, mandiri, independen dan berdaulat penuh."

Dalam buku: Kita Meminum Air Dari Sumur Kita Sendiri” (Yoman, 2010: 92) penulis menjelaskan sebagai berikut: Kata Ap Lani artinya:” orang-orang independen, orang-orang yang memiliki otonomi luas,  orang-orang yang merdeka, yang tidak diatur oleh siapapun.

Mereka adalah orang-orang yang selalu hidup dalam kesadaran tinggi bahwa mereka memiliki kehidupan, mereka mempunyai bahasa, mereka mempunyai sejarah, mereka mempunyai tanah, mereka mempunyai gunung, mereka mempunyai hutan, mereka mempunyai sungai, mereka mempunyai dusun yang jelas, mereka mempunyai garis keturunan yang jelas, mereka mempunyai kepercayaan yang jelas, mereka mempunyai kemampuan untuk mengatur, dan mengurus apa saja, mereka tidak pernah pindah-pindah tempat, mereka hidup tertib dan teratur, mereka mempunyai segala-galanya.”

Dari penjelasan pengertian kata "Lani" ini menjadi terang, bahwa siapa sesungguhnya orang Lani bagian dari rakyat dan bangsa Papua Barat, bangsa Melanesia ini. Berdasarkan ideologi sosialisme bangsa Papua Barat dari suku Lani, saya orang yang sangat terganggu selama ini.


 SIAPAKAH ORANG LANI DAN PENGERTIAN KATA "LANI"

SIAPAKAH ORANG LANI DAN PENGERTIAN KATA "LANI"

JOURNAL-TAKO /  "Orang-orang asing, Indonesia dan bangsa-bangsa lain di dunia perlu pelajari dan tahu tentang siapa orang LANI? Orang LANI: Orang-orang Otonom, mandiri, independen dan berdaulat penuh, Tidak pernah diatur oleh bangsa asing."

Suku Lani yang menggunakan bahasa Lani adalah suku terbesar di Papua, yang hidup, tinggal/mendiami dan bermukim berabad-abad di Pegunungan West Papua di bagian Barat dari Lembah Balim. Wilayah yang didiami pemilik dan pengguna bahasa Lani meliputi: Piramit, Makki, Tiom, Kelila, Bokondini, Karubaga, Mamit, Kanggime, Ilu, Mulia, Nduga, Kuyawagi, Sinak dan Ilaga.

Kata "Lani" ada tiga pengertian, yaitu:

1. Kata "Lani"  artinya pergi. Kata Lani yang artinya "pergi" ini digunakan oleh suku Hubula yang mendiami Lembah Balim. Pada saat menyuruh siapa saja untuk pergi biasanya diungkapkan "lani" artinya pergi.

2. Kata "Lani" juga disebutkan bagi laki-laki yang belum punya istri atau memang benar-benar tidak punya istri. Biasanya dipanggil "Ap Lani" yang selalu hidup menyendiri, berkebun sendiri, masak sendiri dan menikmati sendiri. "Ap Lani" ini biasa hidup bersama dengan laki-laki dalam honai yang sama.

Dalam keberadaan laki-laki "Ap Lani" ini dia hidup normal seperti biasa dengan orang-orang Lani. Laki-laki model ini tidak banyak, dan jarang ada tapi orang-orang itu dipanggil "Ap Lani."

3. Kata “Lani” akan memiliki arti yang jelas, lebih dalam dan luas, jika ditambah dengan kata "Ap" berarti menjadi Ap Lani yang mengandung makna, yaitu: "Orang-orang Otonom, mandiri, independen dan berdaulat penuh."

Dalam buku: Kita Meminum Air Dari Sumur Kita Sendiri” (Yoman, 2010: 92) penulis menjelaskan sebagai berikut:

Kata Ap Lani artinya:” orang-orang independen, orang-orang yang memiliki otonomi luas,  orang-orang yang merdeka, yang tidak diatur oleh siapapun. Mereka adalah orang-orang yang selalu hidup dalam kesadaran tinggi bahwa mereka memiliki kehidupan, mereka mempunyai bahasa, mereka mempunyai sejarah, mereka mempunyai tanah,

mereka mempunyai gunung, mereka mempunyai hutan, mereka mempunyai sungai, mereka mempunyai dusun yang jelas, mereka mempunyai garis keturunan yang jelas, mereka mempunyai kepercayaan yang jelas, mereka mempunyai kemampuan untuk mengatur, dan mengurus apa saja, mereka tidak pernah pindah-pindah tempat, mereka hidup tertib dan teratur, mereka mempunyai segala-galanya.”

Dari penjelasan pengertian kata "Lani" ini menjadi terang, bahwa siapa sesungguhnya orang Lani bagian dari rakyat dan bangsa Papua Barat, bangsa Melanesia ini. Berdasarkan ideologi sosialisme bangsa Papua Barat dari suku Lani, saya orang yang sangat terganggu selama ini.

๐—ช๐—ฎ๐—ป๐—ถ๐˜๐—ฎ ๐—•๐—ฎ๐—น๐—ถ๐—บ ๐˜€๐—ฎ๐—ฎ๐˜ ๐—ถ๐—ป๐—ถ ๐—บ๐—ฒ๐—ป๐˜†๐—ฒ๐—บ๐—ฏ๐˜‚๐—ป๐˜†๐—ถ๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—ฑ๐—ถ๐—ฟ๐—ถ ๐—ฑ๐—ถ ๐—ฏ๐—ฎ๐—น๐—ถ๐—ธ ๐—Ÿ๐—ถ๐—ฝ๐˜€๐˜๐—ถ๐—ธ ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป ๐—ž๐—ฒ๐—ฟ๐˜‚๐—ฑ๐˜‚๐—ป๐—ด - ๐—๐—ถ๐—น๐—ฏ๐—ฎ๐—ฏ

๐—ช๐—ฎ๐—ป๐—ถ๐˜๐—ฎ ๐—•๐—ฎ๐—น๐—ถ๐—บ ๐˜€๐—ฎ๐—ฎ๐˜ ๐—ถ๐—ป๐—ถ ๐—บ๐—ฒ๐—ป๐˜†๐—ฒ๐—บ๐—ฏ๐˜‚๐—ป๐˜†๐—ถ๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—ฑ๐—ถ๐—ฟ๐—ถ ๐—ฑ๐—ถ ๐—ฏ๐—ฎ๐—น๐—ถ๐—ธ ๐—Ÿ๐—ถ๐—ฝ๐˜€๐˜๐—ถ๐—ธ ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป ๐—ž๐—ฒ๐—ฟ๐˜‚๐—ฑ๐˜‚๐—ป๐—ด - ๐—๐—ถ๐—น๐—ฏ๐—ฎ๐—ฏ

JOURNAL-TAKO / Untukmu pemimpin² abadiku Wanita Balim (Lani, Nduga, Yali dan Nayak/Hubula). Hai pemimpinku yang memperkenalkan segala macam isi alam semesta ini saat kami masih dalam rahim atau kandungan hingga kini kami jadi dewasa.

Saya sebagai anak didikmu merasa terganggu dan terusik saat anda sudah tidak lagi menjadi sebagai anda. Artinya kami menginginkan anda tampil seperti dirimu sebagai wanita Balim itu sesungguhnya.

Banyak wanita saat ini lupa diri mereka yang merupakan pemimpin abadi itu sendiri lalu pergi tinggalkan segala macam tanggung jawabnya. Saat wanita Balim ini tinggalkan kehormatan sebagai pemimpin abadi itu, diluar sana ia tergabung dalam berbagai macam aktifitas, sehingga ia melakukan dan atau terlibat dalam berbagai kegiatan yang tidak terpuji yang di tempat sebelumnya tidak pernah ia lakukan saat menjadi pemimpin abadi yang dimaksudkan.

Saya secara pribadi salut dengan beberapa wanita yang masih aktif menjadi pemimpin abadi di surganya masyarakat adat Balim disini. Gaya mereka saat ini ibarat mereka (wanita Balim) ini memakai lipstick dan kerudung/ jilbab menyembunyikan segala aura busuknya di balik dua hal ini. Memakai lipstik untuk menutupi segala hal (kata²) yang dikeluarkan melalui mulutnya dan menggunakan jilbab/kerudung untuk menutupi diri dan segala pengetahuan busuk yang ada serta muncul dari hati dan otaknya.

Tentu cerita gaya hidup wanita Balim jaman sekarang yang diberdayakan dari dua hal ini (Lipstik dan kerudung/jilbab), berbeda dengan wanita Balim masa lalu yang original. Artinya kelihatan gaya hidup mereka (Wanita Balim) yang terbuka lalu hal itu terbukti dalam penampilan fisik mereka dengan di bagian atas tubuh mereka tidak mengenakan pakaian seperti pada beberapa gambar yang anda lihat dalam postingan ini.

Rupanya dibalik penampilan mereka seperti itu, mereka menjadi pribadi yang kuat dan melayani kami dengan segala jiwa, raga dan kasih sayang mereka. Mereka telah berhasil membuat kita semua berhasil dengan mendapatkan beberapa nilai moral yang baik. Misalnya cara kami menghormati/ menghargai wanita Balim itu sendiri dalam situasi ia apa adanya. Sedangkan gambar seperti itu, oleh sebagian orang di Republik Indonesia ini, mereka nilai sebagai pornografi. Namun sebenarnya stigma seperti itu sangat mematikan wanita Balim.

Menggunakan dua benda (Lipstick dan kerudung/jilbab) itu tentu selain sebagai alat kecantikan wanita untuk Lipstik dan sebagai orang beragama tertentu atau simbol sale digunakannya kerudung/jilbab. Namun secara ilmu membaca jiwa manusia, dua hal itu, ia berperang sangat berbeda dari dua maksud kebiasaan tadi di atas. Membagikan isi hati masyarakat adat (MAdat) Balim.(September 04, 2022)

NAMA MENENTUKAN HIDUP (ARTI SEBUAH NAMA)

NAMA MENENTUKAN HIDUP (ARTI SEBUAH NAMA)

Foto Istimewa Seorang Ibu memelihara ternak babi

JOURNAL-TAKO / Pemberian nama itu tidak sekedar nama untuk dipanggil biar kelihatan bagus atau keren. Namun, nama anda mengandung arti. la diberikan dengan maksud yang sangat ” Mulia “. (Rabu 14 September 2022)

Nama anda sudah ditentukan oleh orang tua anda dengan tujuan yang mulia tadi saat Anda masih dalam kandungan rahim ibumu, supaya kelak Anda menjadi dewasa, Anda berkarakter / berperilaku seperti Nama yang telah diberikan oleh kedua orang tuamu.

Saat anda masih dalam kandung kedua orang tuamu sudah merencanakan dengan sangat ” Baik ” mengenai nama anda. Tiba saatnya Anda lahir dan pasti kedua orang tua – mu akan memberikan nama – mu yang sudah direncanakan saat anda masih dalam kandungan Ibumu.

Misalnya mereka berikan nama anda Paulus. Nama Paulus ini bukan datang secara tiba – tiba, namun ia direncanakan dalam “ Kebijaksanaan ” mereka. Oleh karena itu, Namamu yang diberikan oleh kedua orang tuamu itu, memiliki arti yang sangat ” Dalam “.

Jika di lihat , Nama Paulus mengandung nilai. Nilai secara teologis anda ketika dewasa harapan dan keinginan kedua orang tuamu kepada sama anda, supaya anda menjadi anak yang berkarakter seperti Paulus.

Artinya Anda menjadi orang yang cerdas dan menjadi pewarta seperti Paulus di masa perjanjian baru ( PB ) yang sangat terkenal dalam penginjilan – nya. Itulah arti sebuah nama yang membentuk siapakah anda? Ada sepasang suami dan istri berasal dari Lani.

Kedua-nya baru setahun menikah dan mereka diberkati satu anak Laki – laki. Kedua orang tua Lani ini, lalu memberikan nama kepada bayi laki – laki yang baru saja lahir itu dengan sebutan ” Maluknebi ” dalam bahasa Lani. Jelas ya?

Jadi , nama bayi laki – laki yang baru saja lahir itu nama – nya Maluknebi. Nama maluk Nebi ini diberikan dalam konteks Ke – Lani – an. Dari baca asal kata nama ” MALUKNEBI ” saja kita bisa tahu ya bagaimana kerinduan kedua orang tua Lani terhadap anak mereka Maluknebi?

Nama Maluknebi mengandung nilai positif mungkin identik dengan orang yang RAJIN maupun dia diberikan nama Maluknebi supaya berkarakter seperti orang yang nanti – nya menghindari hal – hal yang sifatnya ” Negatif ” ( Kejahatan ).

Seiring berjalannya waktu… Maluknebi memasuki usia remaja. Di usia remaja dalam pencarian jati diri, Muluknebi mulai terkenal karena ia sering dilihat dalam berbagai masalah hidup – nya. Namun rupanya mengejang ke tingkat dewasa dari setiap permasalahan itu, Maluknebi semakin bijaksana dalam perilakunya.

Terwujudlah kerinduan kedua orang tua – nya. Saat Maluknebi semakin dikenal secara luas atas kebaikan-nya, tiba – tiba ada sekelompok orang asing datang di lingkungan dimana Maluknebi besar entah dari mana datangnya orang – orang asing itu.

Ternyata mereka – mereka ini orang Jawa. Orang – orang Jawa tadi ketemu dengan Maluknebi dan mereka menggantikan nama Maluknebi menjadi ” Maling ” . Maling artinya ” pencuri ” dalam bahasa Jawa.

Selama beberapa tahun Maluknebi serta kedua orang tuanya selagi tidak tahu arti Maling mereka akan menggunakan nama Maling ini untuk mengantikkan nama sebelumnya ( Maluknebi ) dan mereka orang tua Maling dan Maling serta orang – orang Lani di sekitar Maling bertumbuh besar akan sangat bangga dan terheran – heran.

Apalagi dengan cara berpikir kita ( orang Papua ) yang sering kali menilai dan atau beranggapan orang Asing ( Nduwan / Molamendek ) itu selalu benar dan kita orang Lani masih terbelakang dan tertinggal. Wah… Keren sudah. Karena yang memberikan nama ini golongan orang luar ( Nduwan, Molamendek ).

Pujian mulai berdatangan berulang kali dari berbagai penjuru dan semua sanak saudara – nya atas nama baru ” Maluknebi ” menjadi ” Maling “.

Sayangnya semua saudara orang Lani tadi tidak mengerti baik arti dari Sebuah nama ” MALING “, yang jelas nama Maling ini sungguh bertentangan dengan pemberian nama oleh orang Lani sebelum – nya ( Maluknebi ) tadi.

Saya kembali mengingatkan anda pada bacaan awal tadi di atas. Orang tua memberikan nama itu sebuah hasil pemikiran selama kita masih dalam kandungan Ibu.

Maling bertumbuh besar dan kini memasuki usia dewasa. Nama Maling tetap di gunakan dalam proses pembentukan perilaku dia . Nama ” Maling ” ini suatu misteri. Semua pemberian nama memiliki maksud dan tujuan yang mulia seperti pada tulisan di paragraf awal Nama ( Paulus dan Maluknebi ).

Begitu juga orang Jawa yang datang dan menggantikan Maling dari nama sebelumnya Maluknebi ini juga memiliki maksud dan tujuan.

Di usia dewasa ini, terwujud lah impian orang – orang Jawa terhadap dirinya ( Maling ) maupun orang Lani yang berada sekitar-nya. Situasi sosial semakin menyedihkan oleh berbagai macam apalagi persoalan ” pencuri ” yang sangat marak sesuai dengan identitas ” Maling ”.

Situasi seperti itu mengakibatkan , kelaparan yang sangat tinggi. Orang – orang Lani yang berada di sekitarnya mulai mencari tahu penyebab dari situasi kelaparan yang semakin para tersebut. Mereka pikir di wilayah orang Lani tersebut dilanda kelaparan ( Nogolo ) karena tidak ada uang.

Orang Lani ini pun mulai bermimpi untuk menduduki suatu jabatan guna mendatangkan uang – uang kaget , sehingga demi mendapatkan kedua hal ( Uang dan Jabatan ) orang Lani mulai baku tipu – menipu antara mereka sampai nyawa mereka pun taruhan sampai meninggal.

Mereka mulai memekarkan Kabupaten , Distrik , Kampung atasnya terciptanya pimpinan – pimpinan dengan tujuan mendatangkan uang guna mengatasi pencurian dan kelaparan.

Tetapi, sejauh memandang keberadaan banyak Kabupaten, Distrik dan Kampung – Kampung serta banyak Pemimpin itu juga bukan jawaban atasnya dan justru situasi semakin sulit. Jika Kondisi di Papua seperti itu, apa penyebabnya?

Sudah sepatutnya kami orang Papua melihat kondisi – kondisi yang sangat terpuruk tersebut dari akar – akarnya. Lalu mengubah situasi terpuruk itu.

STOP menjadi manusia pasif malas berpikir dan terciptanya manusia – manusia mempertahankan paradigma perusak. Silakan merenungkan dan memberikan komentar Anda.


Belajar Bersama Steve Jobs tentang TIK dan Budaya Asli Masyarakat Adat

Belajar Bersama Steve Jobs tentang TIK dan Budaya Asli Masyarakat Adat

 

Belajar Bersama Steve Jobs tentang “Kreativitas adalah kemampuan untuk melihat sesuatu yang belum ada sebelumnya. Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat sesuatu yang baru dari sesuatu yang sudah ada.”

JOURNAL-TAKO / Steve Jobs adalah salah satu tokoh teknologi yang paling kreatif dan inovatif di dunia. Ia berhasil menciptakan produk-produk yang mengubah cara orang berkomunikasi, bekerja, dan bersenang-senang.

Ia juga dikenal sebagai seorang pemimpin yang visioner, inspiratif, dan berani. Bagaimana ia bisa memiliki kreativitas yang luar biasa? Apa yang bisa kita pelajari darinya? (20 Oktober 2023)

Salah satu hal yang bisa kita pelajari dari Steve Jobs adalah pentingnya melihat sesuatu yang belum ada sebelumnya. Ia tidak puas dengan apa yang sudah ada, tetapi selalu mencari cara untuk membuat sesuatu yang baru dan lebih baik.


Ia tidak takut untuk mengambil risiko, bereksperimen, dan gagal. Ia selalu berpikir di luar kotak, mencari solusi yang unik dan original.


Kreativitas seperti ini juga dimiliki oleh masyarakat adat di Papua Pegunungan, khususnya suku Balim. Mereka memiliki sebuah institusi yang disebut "Kunume Wene/Wone", yaitu sebuah rumah suci yang menjadi tempat berkumpulnya para pria.


Di sini, mereka membahas berbagai hal yang berkaitan dengan politik, agama, ekonomi, sosial, budaya, hukum, dan pendidikan. Di sini juga, mereka melatih dan membekali anak-anak mereka dengan pengetahuan dan kearifan lokal yang turun-temurun.


Kunume adalah simbol dari kreativitas masyarakat adat di Papua Pegunungan. Mereka mampu membangun sebuah rumah yang terbuat dari bahan-bahan alami, seperti bambu, kayu, daun, dan jerami.


Mereka juga mampu mengadaptasi diri dengan lingkungan sekitar mereka, seperti iklim, tanah, flora, dan fauna. Mereka juga mampu menciptakan sebuah sistem sosial yang harmonis, demokratis, dan egaliter.


Kreativitas seperti ini sangat dibutuhkan di era teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini. Kita harus bisa memanfaatkan TIK untuk meningkatkan kualitas hidup kita, bukan untuk merusak atau mengeksploitasi alam dan sesama manusia.


Kita harus bisa menggunakan TIK untuk memperkaya pengetahuan dan kearifan kita, bukan untuk melupakan atau mengabaikan nilai-nilai budaya dan tradisi kita. Kita harus bisa menggunakan TIK untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi banyak orang, bukan untuk memenuhi kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.


Belajar bersama Steve Jobs tentang kreativitas adalah belajar untuk melihat sesuatu yang belum ada sebelumnya. Belajar bersama masyarakat adat di Papua Pegunungan Balim tentang kreativitas adalah belajar untuk membuat sesuatu yang baru dari sesuatu yang sudah ada.


Kedua hal ini saling melengkapi dan memberi inspirasi bagi kita semua. Mari kita jadikan kreativitas sebagai gaya hidup kita. Penulis Oleh Gasper Tabuni

 ORANG LANI BIASA IKUTI MARGA AYAH

ORANG LANI BIASA IKUTI MARGA AYAH

Gambar Ilustrasi Anak Lani

JOURNAL-TAKO / Orang Lani anak laki-laki atau perempuan ikuti marga ayah, Mahasiswa Afirmasi Pelajar dan Mahasiswa kabupaten Lanny Jaya Se-Indonesia. setahun laluselenggarakan seminar atau diskusi secara online (19/10/2023)

hari kamis, 18 desember 2022, dengan tema pembahasan “MENIKAH SESAMA MARGA”. Perkawinan semarga adalah perkawinan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang bermarga sama (Kogoya dengan Kogoya,

Wenda dengan Wenda, Tabuni dengan Tabuni ataupun marga yang lain dengan marga yang sama dengannya).

Adat istiadat merupakan jati diri orang Lapago lebih khusus suku Lani bermarga Lani.

Diskusi saat itu yang dihadiri lapisan masyarakat, mendominasi oleh seluruh mahasiswa Lani se-Indonesia berkisar 203 orang, diskusi sepihak antara pro dan kontra, keduanya menimbulkan dua pertanyaan yang berbeda diantaranya; 

1. Mengapa Orang Lani marga harus ikuti ayah? 

2. Dari mana Orang Lani marga asal usulnya?

Menurut saudara Yonda dirilis “Tanah Papua secara umum orang-orang hidup di dalam upaya menciptakan kehidupan antara umat beragama yang rukun

dan budaya orang Papua cukup kental, salah satunya adalah marga orang Lani merupakan warisan nenek moyang sejak dahulu memiliki nilai luhur harus dipahami bahwa orang bermarga ikuti nama belakang ayah dari generasi ke generasi sampai saat ini,

dilandasi adalah MARGA merupakan terbentuk dari identitas masyarakat tradisional menyebabkaan bentuknya kekerabatan berdasarkan garis keturunan (Genealogi) terlihat dari marga awal misalnya mulai Kogoya, Wenda dan suku Lani  banyak bermarga yang termasuk sub marga.

Pengetahuan lokal (Genealogi) marga tersebut dengan silsilah warisan melalui pendidikan formal maupun literasi lisan kemampuan seorang individu menyampaiakan, ide pikiranya secara lisan dengan mahir di dalam “KUNUME” bahasa setempat biasa digunakan tempat Honai laki-laki.

Yonda juga tambahkan orang Lani mengenal dunia pertama kedua marga berbeda yaitu Kogoya, Wenda. Lalu laki-laki Kogoya menikah Perempuan Wenda sebaliknya Laki-laki Wenda menikah Perempuan Kogoya, dalam peradaban orang Lani memiliki sub marga sendiri berkembang pesat di tanah Papua maupun Indonesia bahkan Internasional. 

Perkembangan marga ini terus tumbuh dan berkembang karena mempunyai sifat orang Lani Mandiri. Ia pergi ditempatkan pasti akan menetap dan berkembang, kendudukan orang Lani suku Lani marga Lani,

orang luar biasa disebut dengan tuan tanah, Orang Lani berdiri kaki sendiri, refeleksi marga orang Lani tidak bisa diperoleh melalui kajian Ilmiah yang kotrik agama serta pendidikan formal, dikarenakan agama dan pendidikan adalah Tamu di tanah Papua.

Con tecnologรญa de Blogger.