JOURNAL-TAKO / Lata belakang perbedaan rumah tradisional Honai beberapa suku di pegunungan tengah, Papua telah menunjukkan, bahwa rumah Honai suku Dani wilayah Lembah Baliem Wamena, dibagi menjadi beberapa wilayah yaitu suku La-pago dan suku Mee pago yang di dalamnya sub suku. (18/10-2023)
Rumah Honai dibangun tujuan peletakan tempat tinggal atau tempat menyimpan alat-alat berburu, tempat mendidik, membina, dan menasehati anak-anak generasi penerus di sukunya.
Orang Lani pada umumnya memiliki pengetahuan tersendiri membuat sesuatu berdasarkan kegiatan yang dilakukan orang Lani hidup martahabat membangun rumah tidak sembarang tempat ”.
Seperti "daerah terlarang maksudnya daerah rawan sering mengalami kelongsoran, daerah pertanian di perkebunan atau lingkungan hutan melindung.
Berhubungan dengan ini pak Sofyan mengemukakan bahwa, “orang Lani tidak pernah cerobooh, selalu mempertimbangkan secara dalam dan matang tentang bermacam-macam risiko.
Bahkan nenek moyang orang Lani sejak dahulu. Tidak pernah mengalami berpindah ke tempat yang lain. Tetapi, memperkenalkan diri dari dusun. Tanah mereka dan segala-galanya.
Sebab orang Lani dalam membangun rumah Honai posisi pintu yang sangat terarah dibertepatan dengan matahari terbit dan terbenam ”.
“ Suku Lani membangun rumah sering menggunakan material dari kayu keras kualitas bisa bertahan lama seperti “ Ngi ” kayu keras, membuat “ kobar ” papan cincang dan “ munduh ” balok penahan beban tekanang dari gaya vertikal dan gaya horizontal,
kalau mengalami gemba, maka beban tersebut mudah bertahan, “pelan mbili-bolo” bisa di sebutkan balok, rangka atap ukuran ekonomis, papan yang tapak dinding secara vertikal,
tali serat dari “ pohon hutan ” adalah tali alami yang dipital baik dengan menggunakan tangan manusia, dan “onger ” alang-alang dipilih khusus yang berkualitas dan bisa bertahan lama.
Kemudian rumah Honai terdapat ada empat “ pilar ” yaitu tiang penguat dari kayu panjang monumen ini terdiri empat yang berdiri kokoh dengan megahnya ”.
2 memilih kayu khusus. Sedangkan kabupaten Puncak adalah kabupaten terletak wilayah Pegunungan Tengah. Provinsi Papua, Indonesia.
Kabupaten ini bentuk pada tanggal 4 januari 2008 berdasarkan undang-undang nomor 7 tahun 2008, bersama dengan pembentukan 5 kabupaten lainnya provinsi Papua. Kabupaten Puncak.
Terlatak Pegunungan Chartenz. Sehingga, kota Ilaga memiliki jarak sekitar 80 kilometer perjelanan dalam kota suatu keunikan sebagai daerah pedalaman hutan rimba
pegunungan tersebut dengan ketinggian 800 cm di atas permukaan laut dan daerah permukiman. Kota Ilaga keunikannya yaitu kota beriklim tropis dan sejuk mudan mencapai. (Kuhn, 1967)