Gambar Ilustrasi, bahwa Peta dunia pada tahun 1980, pada saat Perang Dingin memasuki tahap lanjut. |
JOURNAL-TAKO / Negara ini besar dan sangat amat besar penduduknya amat banyak, namun sayang hanya sekelompok orang-orang tertentu yang hanya menguasai dan menikmati hasilnya, sementara seantero rakyatnya hanya bisa jadi penonton di atas Negaranya sendiri. (19 Agustus 2023)
Hanya sekelompok orang, segelintir orang yang bebas dan kekuasaannya tidak terbatas mengendalikan Negara besar ini, sementara rakyat banyak ini dipaksa dan pasrah mengikuti kemauan serta kehendak sekelompok orang yang mengaturnya
Pejabat dan pemimpin Negeri ini selalu mengatakan bahwa Negara ini milik bersama, milik semua orang, dan setiap orang berhak atasnya. Tapi faktanya bahwa tidak semua orang memiliki hak untuk mengolahnya dan menikmatinya.
Hanya sekelompok dan segelintir orang yang bisa bebas dan seenaknya mengolah dan menikmatinya. Masyarakat banyak atau masyarakat kelas bawah di batasi dengan segala macam alasan dan aturan sehingga tidak bebas menikmati isi dari Negeri ini.
Jika Negara ini milik bersama, mengapa masih ada orang kaya dan makin kaya, sementara rakyat banyak miskin dan terus menjadi miskin di dalam Negara yang katanya milik bersama, mengapa masih ada kesenjangan atau jurang pemisah.
Jika Negara ini milik bersama, mengapa yang lain bisa sekolah dengan gratis dan sekolah tinggi, dan mereka yang lain harus bayar uang sekolah, kemudian ada yang tidak dapat akses pendidikan, akhirnya menjadi bodoh dan melek huruf.
Mengapa masih ada yang hidup sehat dan bahagia punya segalanya, sedangkan mereka yang lain hidup dalam garis kemiskinan serta selalu sengsara dan menderita di dalam negara yang katanya milik bersama?
Kalau Negara ini milik bersama, mengapa sekelompok orang memiliki rumah mewah dan fasilitas yang lengkap di dalamnya dengan uang Negara, sementara rakyat banyak masih tidak punya rumah, harus sewa, kontrak bahkan menumpang di rumah orang lain.
Kalau Negara ini milik bersama mengapa harus ada kelas Eksekutif dan kelas Ekonomi yang memisahkan kaya dan miskin, yang berduit dan yang tidak punya dan adanya jurang pemisah bagi yang terhormat dan mereka yang tidak dihormati tidak dihargai dan biasa-biasa saja.
Kalau Negara milik bersama mengapa ada pegawai yang tiap bulan terima gaji dari Negara, sementara masyarakat biasa, tidak mendapatkanya, terpaksa harus kerja keras mendapatkan uang yang tidak pasti nilainya atau besarnya.
Jika Negara milik bersama, mengapa harus ada seleksi ASN, TNI, POLRI sehingga sebagian kecil saja yang diterima dan sebagian besar di tolak, bukankah Negara ini milik bersama harusnya semuanya masuk tanpa seleksi.
Negara yang kata para pejabat dan pemimpin bahwa milik bersama hanyalah kata omong kosong tanpa isi. Rakyat dibuai dengan kata-kata manis oleh para pemimpin dan para pejabat yang menguasai Negara ini.
Negara ini hanya milik mereka yang punya banyak uang, punya kekuasaan, punya jabatan, pembuat aturan, dan itu mereka adalah sekelompok dan segelintir orang, sementara rakyat banyak hanya penonton dan pendengar serta pelaksana apa yang dikatakan oleh segelintir orang tersebut.