JOURNAL-TAKO / Sore hari ditemani senja
datang menyapa Remang-remang meredupnya cahaya
Kian sepi kampung yang hanya bersahaja
Tak ada ramai, ribut dan suka cita!
Keheningan di kampung tua
Nyanyian sunyi kian membara
Tak ada yang datang melipur lara
Tak ada ribut membawa suara
Hanya unggas pemberi suara
Terbang berkawan selalu bersama
Dalam keindahan yang penuh warna
Memberi hidup yang penuh makna
Anak-anak remaja pergi merantau
Ke negeri seberang yang kian jauh
Entah kapan bisa bertemu
Kembali bersua ngopi di Surau
Kota ramai gegap gempita
Membawa harapan kian menggoda
Tak tahan niat ingin mencoba
Para remaja pergi kesana
Tinggalkan kampung juga halaman
Pergi berpacu demi masa depan
Mencari kerja dengan keyakinan
Menatap hidup jauh kedepan
Rumah kampung tidak terurus
Tak berpenghuni terus menerus
Angin dingin masuk menembus
Rumput liar yang tidak tergerus
Hidup penuh duka nestapa
Tak ada yang datang sekedar menyapa
Kesunyian datang terus mendera
Bagai derita terus melanda..
Setiap saat di sore hari
Menatap senja cahaya berseri
Duduk meratap seorang diri
Menanti tamu yang tak kunjung pasti
Menjelang malam yang kian dingin..
Datang bertiup bersama angin...
Cahaya malam hanyalah lilin...
Hidup sendiri tak di ingin...
Penghuni kampung tinggal seberapa
Kebanyakan mereka yang sudah tua
Dalam usia yang hampir renta
Tak ada masa depan juga rencana
Hari-hari terus berganti
Hidup di kampung yang kian sunyi
Banyak kenangan telah dilewati
Bersama mereka yang dikasihi
Satu satu jatuh berguguran
Menambah jumlah penghuni kuburan
Meninggalkan tulang yang berserakan
Terus hidup didalam kesunyian