KETERGANTUNGAN PADA BERAS

JOURNAL-TAKO / Negara Indonesia telah mengajarkan bangsanya untuk mengkonsumsi beras semenjak Indonesia merdeka hingga saat ini melaluI program-program pertanian. (11 Oktober 2023)


Negara begitu menaruh perhatian yang besar berupa uang dan tenaga serta lahan yang luas untuk memproduksi beras sebagai makan utama atau makanan pokok setiap hari buat seluruh rakyat Indonesia.


Di setiap rumah pasti saja di temui ada beras sebagai makanan jika dimasak akan berubah menjadi nasi. Produksi beras secara rutin dan terus menerus karena pemerintah telah mengajarkan kepada masyarakatnya untuk setiap saat wajib mengkonsumsi beras.


Di setiap acara, pesta atau hajatan, pertemuan dan kegiatan kantor lainya, jika saatnya jam makan, pasti didapatkan Nasi sebagai makanan karbohidrat utama yang disajikan atau dihidangkan untuk dikonsumsi.


Di setiap rumah makan, restoran atau dapur rumah tangga, sudah pasti kedapatan nasi sebagai makanan utama yang akan disajikan untuk dimakan, sebagai sumber tenaga dan energi yang berasal dari karbohidrat.


Ketergantungan kepada beras/nasi sudah tidak bisa terhindarkan lagi, sebab banyak orang akan berkata bahwa jika belum makan nasi maka itu belum bisa dikatakan makan sesungguhnya, dan bisa dikatakan masih lapar.


Ketergantungan akan nasi sudah di mulai dari saat bayi hingga mati. Konsumsi nasi sudah menjadi budaya yang sulit sekali untuk di lepas, karena sudah menjadi kebiasaan yang setiap hari dilakukan tanpa hentinya.


Nasi atau beras di programkan oleh pemerintah. Setiap pegawai memiliki jatah beras, setiap bantuan sembako pasti ada beras, orang miskin juga di kasih beras, bahkan gara-gara beras saja bisa terjadi pertengkaran.


Kelangkaan beras menjadi permasalahan besar walau masih ada makanan pengganti yang sama-sama menghasilkan karbohidrat bagi manusia, misalnya sagu, pisang, ubi, porang dan sebagainya, yang bisa mengatasi kelaparan atau kelangkaan beras.


Hadirnya beras mengalahkan makanan non beras. Banyak orang sudah tidak tertarik lagi mengkonsumsi pangan pengganti beras seperti ubi jalar, ubi kayu, sagu, pisang, porang, talas, kentang, gandum dan sebagainya.


Rakyat Indonesia pada umumnya lebih suka membeli beras, uang banyak dihabiskan hanya untuk membeli beras, akibatnya produksi beras terus meningkat dan pemerintah melalui Bulog mengambil keuntungan yang lebih besar.


Makanan lokal seperti umbi, keladi, pisang lambat laun mulai tersisih dan ditinggalkan, tidak ada yang produksi secara besar-besaran, karena tidak terlalu laku di pasaran, kurang peminatnya, kurang pembelinya, karena bukan menjadi makanan utama.


Politik ketergantungan diciptakan oleh penguasa dan pengusaha. Salah satunya ketergantungan akan beras di ciptakan oleh pemerintah sehingga dari ketergantungan itu, keuntungan bisa didapatkan berupa uang untuk berbagai kebutuhan.


Pemerintah menaruh perhatian bagi yang mengolah lahan padi, memberikan modal yang besar bahkan peralatan yang lengkap, sementara petani pisang, jagung, ubi ubian tidak begitu mendapat perhatian yang setimpal seperti petani beras.


Sadar atau tidak sadar bahwa penderita sakit diabetes adalah karena mengkonsumsi nasi yang secara kontinyu dan terus menerus. Penderita diabetes di Indonesia meningkat fantastis, dan susah untuk diobati karena belum ada obat yang mampu menyembuhkan.


Penyakit pembunuh terbesar manusia adalah Diabetes, banyak penderita yang mengalami amputasi pada kaki, atau tangan akibat dari penyakit diabetes yang bersumber dari makan nasi yang berlebihan tanpa di imbangi dengan makan ubi sebagai pengganti nasi.


Saat ini pemerintah telah menyadari bahwa efek perubahan cuaca yang ekstrim akan mempengaruhi pada produksi pangan yang menurun dan akan berakibat pada kelangkaan pangan khusus beras. Sebagai cadangan agar tidak terjadi kelangkaan pangan maka disarankan untuk memproduksi pangan non beras.


Pangan non beras yang dimaksudkan adalah sagu, ubi kayu, ubi jalar, talas, pisang, porang dan sebagainya, untuk mengatasi produksi beras yang mengalami penurunan dan berakibat pada inflasi yang begitu sulit dirasakan. 

Share this

Previous
Next Post »
Comments


EmoticonEmoticon

Con tecnologรญa de Blogger.