JOURNAL-TAKO / Hanya nurani, yang tersembunyi. Nampakan hati, penuh ilusi. Bocah-bocah kecil, menapak kaki. Walau jalan, jauh menanti. Raut wajah, penuh ceriah Tangis dan keluh, hanya sebentar. Tak ada harap, walau sekejap Main bersama, lupakan nestapa Hutan sunyi tempat berteduh Kepada siapa harus mengadu Hidup dan nasib tiada menentu Pijakan kaki penuh berbatu. Diatas tanah menimbun harapan. Bergantung nasib, pada lebatnya hutan. (14 juli 2023)
Langit yang cerah tak berawan Sinar mentari yang kian terang Makhluk kecil bernama manusia Tak mau berpisah, hidup bersama Walau proses, berlangsung lama. Menanti asa yang penuh makna. Jalan hidup masih panjang. Walau lelah teruslah berjuang. Tetap bertahan janganlah hengkang Semangat dan asa mestilah terpasang Kerasnya hidup mesti dijalani Tak ada waktu untuk bersantai Jalani hidup setiap hari. Walau tantangan, tak menepi. Semut-semut selalu bersama
Tak henti teruslah bekerja Mengumpul bekal dalam bejana. Menghitung hari datangnya bencana. Burung-burung bernyanyi riang Tunjukan suara di hampir siang Kembali ke sarang ketika petang Dalam peraduan lepaskan beban. Di hutan liar bersuara keras Tak peduli ada yang berbelas Pagi dan petang tidak berbekas. Datang dan pergi dengan lekas. Menebar janji penuh asa. Memberi pujian penuh makna. Mimpi malam tidaklah nyata. Datang dan pergi begitu saja.
Diatas langit luas membiru Jangan beranjak terburu-buru Hati ini menahan rindu Walau suara, diam membisu Hutan yang sunyi luas terasa. Sungai yang panjang hingga muara. Tanah yang luas nilai berharga. Tetaplah setia terus berjaga. Dalam gubuk kami dilahirkan. Derasnya sungai kami dimandikan. Dari hutan kami dibesarkan Kepada tanah kami berpulang.
Kami yang terlupakan. Bagi mereka yang dipercayakan. Penuh harta juga jabatan. Di tangan mereka hanya penantian. Anak-anak kecil telanjang kaki Telanjang dada tidak peduli. Kami yang terlupakan ada disini. Hidup terasa bermakna, jika berbagi.