JOURNAL-TAKO / Di tinggal suami, seorang diri dengan hidup yang tertatih-tatih. Menapak kaki terus mandiri tak ada orang yang datang peduli. Si bocah kecil buah hatinya Tempat hiburan pelepas duka Senyum terpancar dari muka Lelah dan letih terasa sirna.
Hati yang sabar terus berjuang Tak ada kasih juga sayang Dari seorang yang selalu terbayang Tetap menanti malam dan siang. Meminta tolong kepada siapa Tak seorang yang datang menyapa Berbesar hati tidak kecewa Jalani hidup seperti biasa Perjuangan hidup sungguhlah letih. Membesarkan anak seorang diri walau derita harus dihadapi. Memberi makna yang penuh arti.
Setiap hari terus bekerja. Walau tubuh terasa lelah. Demi anak tidak mengapa Asalkan mereka terus tertawa. Masa depan yang utama Demi hidup di hari tua Manfaatkan waktu jangan sia-sia Tak peduli orang berkata Dalam untaian setiap kata Selalu terucap dalam doa Dengan peluh dan air mata Meminta tolong penuh asa.
Anak kecil bermain gembiraSeakan hidup terasa biasa Tak peduli apa di kata Jalani hari tak terasa tak peduli hidup yang berat walau tubuh hampir sekarat demi anak harus berangkat Pergi bekerja mengharapkan berkat seakan hidup terasa sunyi. Terus melangka di jalan sepi tak ada orang merasa peduli.
Bagai hidup terasa mati tak ada teman juga saudara sekedar datang melipur lara semua menjauh terbawa udara Hidup sendiri terus mengembara Terus melangkah melewati hari Menghadapi hidup walau sendiri Tetap berjuang sepenuh nadi
Demi anak kekasih, si jantung hati Menatap hidup jauh kedepan Masa datang yang penuh harapan Dengan semangat penuh kekuatan Terus melangkah meraih impian. Buah hati adalah segalanya Tak akan mundur walau selangkah Berjuang terus tidak menyera Walau hati gunda gulana. (27 Juli 2023)